Kisah Pasangan Suami Istri yang Mendadak Kaya di Zaman Nabi Musa
Siti Adidah 11/08/2023
Tidak ada amalan baik yang sia-sia jika dilakukan dengan ikhlas. Segala sesuatu akan mendapatkan balasannya. Seperti halnya kisah suami istri di zaman Nabi Musa. Menyimak kisah ini akan membuat kita mengambil banyak pembelajaran hidup.
Dikisahkan dalam riwayat Nabi, hiduplah sepasang suami istri yang taat dan beriman kepada Allah Swt., Sudah lama kedua pasangan ini hidup dalam kesusahan dan kemiskinan. Setelah mengetahui bahwa Nabi Musa bisa berbicara langsung dengan Allah, pasangan suami istri itu memutuskan untuk meminta tolong kepada Nabi Musa agar berbicara kepada Tuhan agar mengentaskan kemiskinan dan memberikan kekayaan kepada keduanya.
Saat keduanya sedang beristirahat, sang istri bertanya kepada sang suami, “Wahai Suamiku, bukankah Nabi Musa bisa berbicara langsung dengan Tuhannya (Allah)?”
Kemudian suaminya menjawab, “Ya, benar.”
“Lantas kalua begitu, kenapa kita tidak menemuinya dan mengadukan semua keadaan kita kepadanya? Kita meminta kepadanya agar ia berbicara kepada Tuhan dan memintakan agar kita diberi kekayaan. Agar kita bisa hidup senang dan berkecukupan dalam menjalani hidup kita,” ucap sang Istri.
Baca juga: Tercatat dalam Al-Qur’an, Penyebab Manusia Tidak Mau Bersedekah!
Sang suami kemudian menerima saran sang istri. Keesokan harinya mereka pergi menemui Nabi Musa dan menceritakan apa yang mereka rasakan dan harapkan. Nabi Musa kemudian berdoa dan bermunajat kepada Allah Swt., untuk mengabulkan permintaan pasangan suami istri itu. Setelah itu, Allah Swt., mengabulkan doa tersebut dan berfirman:
"Wahai Musa, katakanlah kepada mereka, Aku akan memberikan kepada mereka kekayaan, namun kekayaan itu Aku berikan hanya satu tahun. Dan setelah satu tahun, akan Aku kembalikan mereka menjadi orang miskin kembali.”
Lalu Nabi Musa menyampaikan bahwa permohonan mereka telah dikabulkan oleh Allah Swt., Namun, kekayaan tersebut hanya berlangsung selama satu tahun. Itulah syarat dari Allah. Mendengar hal tersebut, mereka sangat bahagia dan datanglah rezeki dari arah yang tak terduga-duga. Sepasang suami istri ini kemudian menjadi orang terkaya. Sang istri lalu menyampaikan gagasan bahwa harta yang mereka miliki sebaiknya dipergunakan untuk membantu orang lain.
“Kalau begitu, kita gunakan kekayaan ini untuk berbuat kebaikan dan membantu banyak orang,” ucap sang istri.
Kemudian suaminya menyetujui saran tersebut. Setiap harta yang dimiliki digunakan untuk membantu orang yang sedang kesulitan, sampai membangun tempat singgah untuk para musafir.
Selama berbulan-bulan, mereka terus disibukkan dengan melayani dan memuliakan para musafir yang berdatangan. Satu tahun berlalu, kehidupan sepasang suami istri itu tetap kaya, seolah mereka lupa dengan tenggat waktu yang telah Allah berikan. Melihat hal itu Nabi Musa juga merasa heran dan bertanya kepada Allah Swt., “Ya Tuhanku, Engkau telah menetapkan syarat kepada mereka hanya satu tahun. Sekarang, sudah lewat satu tahun tetapi mereka tetap hidup kaya?"
Baca juga: Umar bin Khattab dan Wakaf Tanah Khaibar
Allah Swt., berfirman, “Wahai Musa, Aku membuka satu pintu di antara pintu-pintu rezeki kepada keluarga tersebut, lalu mereka membuka tujuh pintu untuk membantu hamba-hamba-Ku. Wahai Musa! Aku merasa malu kepada mereka. Wahai Musa! Apakah mungkin hamba-Ku lebih dermawan dari-Ku.”
Kisah ini memberikan pelajaran bahwa sejatinya apa yang kita tanam, maka itu yang akan kita tuai. Selain itu, keikhlasan dalam bersedekah akan membuat hidup menjadi lebih berkah. Dalam kisah ini, seakan kita juga diberi peringatan bahwa harta yang kita miliki adalah titipan dan ada hak orang lain di dalamnya, maka pergunakanlah dengan sebaik-baiknya. Semua harta adalah fana, yang abadi adalah ketaatan dan amal kita.
Nationalgeographic.co.id—Sejarah mencatat Blackbeard sebagai salah satu bajak laut paling terkenal. Edward Teach, pria yang kemudian menjadi bajak laut yang dikenal sebagai Blackbeard, memiliki masa kecil yang relatif normal.
Kiprahnya di atas kapal Queen Anne's Revenge-lah yang membuatnya terkenal di kemudian hari. Meski “karier”nya terbilang singkat, ia berhasil menjadi bajak laut yang ditakuti.
Edward Teach Menjadi Blackbeard
Edward lahir dari keluarga aristokrat terpelajar yang mampu membaca dan menulis. Keterampilan itu hanya dimiliki sedikit orang saat itu. Sebagai pemuda berpendidikan, ia menyukai kisah eksplorasi dunia baru.
Sebelum Edward menjadi bajak laut, dia adalah seorang prajurit dalam perang Ratu Anne. Perang itu berlangsung dari tahun 1702 hingga 1713.
Saat itu, Inggris dan Prancis berusaha untuk menguasai benua Amerika Utara. Kedua belah pihak secara brutal menyerbu satu sama lain untuk mendapatkan wilayah dan barang rampasan selama perang.
“Kemungkinan besar selama konflik ini Edward memiliki gagasan untuk merompak dan mengumpulkan harta,” tulis Mel Childs di laman Ancient Origins.
Setelah perang ini berakhir, Edward kembali ke kehidupan sipil. Saat masih kecil, ia kerap berfantasi tentang kehidupan seorang bajak laut.
Maka tidak heran jika setelah perang, Edward mulai bercita-cita untuk menjadi bajak laut.
Tahun 1716, ia bertemu dengan Kapten Benjamin Hornigold. Edward menjadi anak didik Hornigold, mempelajari keterampilan pembajakan darinya. Setelah itu, ia menamai dirinya sebagai Kapten Blackbeard.
Queen Anne’s Revenge, kapal budak yang dijadikan sebagai kapal bajak laut
Blackbeard sangat terpelajar karena asuhan aristokratnya. Karena kecerdasannya, ia tidak membutuhkan waktu lama untuk menyerap semua pengetahuan yang diberikan Hornigold kepadanya.
Dengan cepat, Kapten Blackbeard menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai bajak laut.
Blackbeard menyita kapal pertamanya Betty pada bulan September 1717. Kurang dari sebulan kemudian ia merebut kapal Robert dan Good Intent.
Menjelang akhir tahun yang sama, Blackbeard mengincar kapal budak Prancis bernama La Concorde yang mengangkut budak.
Blackbeard tidak tertarik dengan kargo manusia di atas kapal. Dia jauh lebih tertarik pada kapal itu sendiri.
Mengapa ia memilih kapal budak? Baginya kapal budak jauh lebih cepat dan lebih dapat diandalkan daripada kebanyakan kapal di laut lepas. Ini karena muatan yang dibawanya jauh lebih “mudah rusak”.
Oleh karena itu, para budak perlu diangkut secepat mungkin dari satu benua ke benua lain.
Juga, kapal-kapal budak biasanya dipersenjatai dengan baik karena muatan manusia sangat berharga dan perlu dilindungi.
Tujuannya agar para budak dapat dikirim dengan selamat untuk mendapatkan sejumlah keuntungan.
Blackbeard percaya bahwa kapal tangguh seperti La Concorde akan memberinya kekuatan yang dibutuhkan untuk menguasai dunia maritim.
Terbukti, kapal tersebut membuatnya menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan.
Setelah berhasil membajak kapal budak, Blackbeard melengkapi kapal barunya dengan lebih banyak meriam. Ia menambah lebih banyak ruang dek dan menamakannya kapal barunya itu Queen Anne’s Revenge.
Queen Anne’s Revenge, harta Blackbeard yang paling berharga
Kapal Blackbeard adalah miliknya yang paling berharga. Dia menggunakan Queen Anne’s Revenge untuk menjarah kapal lain di seluruh Karibia.
Dalam salah satu dari banyak pelayarannya, dia bertemu Kapten Stede Bonnet, yang akan menjadi rekannya dalam kejahatan.
Bersama 300 perompak lainnya, mereka meneror pantai Atlantik—menyita makanan, perbekalan, senjata, dan semua yang berharga.
Salah satu serangan tersebut melibatkan penyitaan kapal penumpang Crowley, di mana Blackbeard meminta tebusan pasokan medis sebagai ganti penumpang.
Blackbeard dan kru terus mengarungi Atlantik, mencari lebih banyak peluang untuk merompak.
Menolak untuk mendapat pengampunan dan terus merompak
Setelah beberapa pembajakan, Blackbear berlayar ke Carolina utara di mana dia berjanji untuk menghentikan pembajakan. Konon ia diberikan pengampunan oleh gubernur, Charles Eden.
Banyak pejabat di pantai timur koloni Amerika menutup mata terhadap pembajakan.
Salah satu alasannya karena mereka sendiri terlibat di dalamnya. Atau, karena rampasan bajak laut seringkali lebih murah daripada membeli barang dari pedagang resmi.
Namun iming-iming pengampunan ternyata tidak membuatnya berhenti menjadi bajak laut. Pada Maret 1718, Blackbeard menuju Teluk Honduras. Di sana ia berhasil menjarah empat kapal.
Jean Leon Gerome Ferris
Di abad ke-17 dan 18 ada beberapa bajak laut terkenal yang ditakuti. Salah satunya adalah Blackbeard. Era itu dikenal sebagai Masa Keemasan Perompakan.
Pada Mei 1718, Blackbeard berhasil memblokade Charleston (alias Charles Town) di Carolina Selatan selama dua minggu.
Ia menyerang setidaknya delapan kapal. Tahanan dibebaskan tanpa cedera dengan pembayaran uang tebusan termasuk obat-obatan. Obat-obatan itu mungkin digunakan untuk mengobati sifilis di antara para kru.
Berlayar ke perairan dangkal Beaufort Inlet dalam perjalanannya ke Carolina Selatan, Queen Anne's Revenge dan satu kapal lainnya kandas di gundukan pasir.
Kapal kesayangan Blackbeard yang terdampar akhirnya tenggelam.
Di Bath Towne, Carolina Utara, Blackbeard diberikan pengampunan lain oleh Gubernur Eden. Dia menjual kargonya yang dirampasnya dan bahkan diizinkan untuk menyimpan sekocinya.
Bajak laut yang tampaknya telah bertobat itu kemudian menikahi putri pemilik perkebunan. Keduanya membangun sebuah rumah di Pulau Ocracoke.
Saat ia menjalani kehidupan normal, surat perintah penangkapan dikeluarkan. Ia pun kembali ke laut dan membajak dua kapal Perancis dari Bermuda.
Blackbeard kemudian kembali ke Bath Towne dengan muatan gula dan coklat yang bermanfaat.
Menyuap gubernur dan pejabat dengan gula, pengadilan memutuskan bahwa bajak laut itu hanya menyelamatkan kargo dari kapal terlantar. Ia pun dibebaskan dari segala tuduhan pembajakan.
Blackbeard menemui ajalnya
Gubernur Virginia, Alexander Spotswood, tidak seperti rekannya di negara tetangga Carolina Utara. Ia sangat ingin menekan pembajakan, begitu pula dengan banyak pedagang sah yang kaya dan berkuasa.
memerintahkan Maynard untuk melacak Blackbeard dan anak buahnya di Pulau Ocracoke Carolina Utara.
Armada Maynard berlayar dari Williamsburg pada 17 November 1718 menyusuri Sungai James.
Maynard berlayar dengan dua kapal sekoci bernama Ranger dan Jane yang bisa bernavigasi di perairan dangkal Pamlico Sound.
Blackbeard tidak menyadari bahwa ia sedang diintai oleh armada angkatan laut. Bersama 20 anak buahnya, ia menghabiskan waktu untuk minum-minum dan berpesta pora.
Blackbeard dan Maynard akhirnya saling berhadapan dan bertarung. Malang bagi Blackbeard, ia tertembak dan terluka oleh pedang yang menusuk lehernya. Meski terluka, bajak laut itu terus berjuang.
Baca Juga: Lima Bajak Laut Terkenal dan Ditakuti di Masa Keemasan Perompakan
Baca Juga: Pelaut Ulung Bugis-Makassar dan Mandar: Jadi Bajak Laut Dipaksa Nasib
Baca Juga: Bajak Laut Lanun yang Mengintai Perairan Palembang dan Bangka Belitung
Baca Juga: Selidik Pedang Bermata Satu Bajak Laut Turki Era Kesultanan Utsmaniyah
Butuh lima tembakan pistol dan 20 tebasan pedang untuk membuat Blackbeard akhirnya terjatuh. Pemenggalan menjadi pukulan terakhir yang menewaskan bajak laut kawakan itu.
Letnan Maynard menempelkan kepala Blackbeard di haluan kapalnya sebagai peringatan untuk bajak laut lainnya.
Untuk bajak laut yang begitu terkenal, Blackbeard hanya menikmati sedikit keberhasilan. Kariernya hanya bertahan 15 bulan dan harta yang berhasil ia jarah pun tidak seberapa.
“Tidak ada bukti bahwa Blackbeard telah mengubur harta karun yang luar biasa,” tulis Mark Cartwright di laman Britannica. Juga tidak ada bukti bahwa dia telah menyiksa atau menganiaya tawanannya dengan kejam.
Setelah kematiannya, Blackbeard dengan cepat menjadi legenda. Ia dikenal sebagai bajak laut jahat dan gila yang meneror laut lepas.
Kura-Kura Leher Ular Rote Terancam Punah, Masyarakat Jadi Kunci Konservasi
Kebijaksanaan seorang istri yang memanfaatkan hartanya untuk membantu musafir dan orang miskin membuat Allah ridha kepada keluarganya. Foto/ilustrasi
'alaihissalam adalah seorang Rasul yang diutus kepada Bani Israil. Kisah
merupakan kisah yang paling banyak diceritakan dalam
termasuk satu dari lima Nabi bergelar
(Rasul pilihan yang memiliki keteguhan hati dan kesabaran luar biasa). Beliau dijuluki
(orang yang diajak berbicara langsung oleh Allah Ta'ala).
Ada satu kisah penuh hikmah tentang sepasang suami istri yang mendadak kaya di zaman
Kisah ini sering disampaikan di berbagai kajian ilmu.
Dikisahkan, pada zaman
hiduplah sepasang suami istri yang serba kekurangan selama bertahun-tahun. Kehidupan mereka tergolong sangat miskin namun mereka tetap sabar dan berupaya keluar dari belenggu kemiskinan.
Suatu hari saat mereka beristirahat di tempat tidur, sang istri berkata kepada suaminya, "Bukankah
itu Nabi Allah dan bisa berbicara dengan-Nya?" Sang suami menjawab: "Ya, benar."
Sang istri berkata lagi: "Kalau begitu kenapa kita tidak pergi mendatanginya dan mengadukan keadaan kita kepadanya. Kita meminta padanya agar berbicara kepada Tuhannya tentang keadaan kita dan memintakan agar kita diberi kekayaan, agar kita bisa hidup senang dan berkecukupan selama menjalani sisa hidup kita."
Esok harinya, keduanya mendatangi
dan menyampaikan keinginan tersebut. Nabi Musa pun bermunajat menghadap Allah dan menyampaikan keinginan keluarga tersebut. Sedangkan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat, tidak ada sesuatu pun di langit dan bumi ini yang tersembunyi dari-Nya.
Allah menjawab permohonan
Allah berfirman: "Wahai Musa, sampaikan kepada mereka bahwa Aku telah mengabulkan permintaan mereka dan Aku akan memberi mereka kekayaan, tetapi selama satu tahun saja. dan setelah satu tahun, Aku akan kembalikan mereka menjadi orang miskin."
itu, pasangan suami istri ini sangat gembira luar biasa. Benar saja, beberapa hari kemudian, rezeki datang dari arah yang tidak mereka ketahui hingga menjadikan mereka kaya raya di tengah masyarakat.
Kehidupan mereka pun berubah dan mereka hidup senang dan bahagia. Sang istri pun berkata kepada suaminya, "Wahai suamiku, ingatlah kita diberi kekayaan ini hanya satu tahun dan setelah itu kita akan jatuh miskin lagi seperti sedia kala."
Suami menjawab, "Ya, saya tahu".
Sang istri berkata: "Kalau begitu, kita gunakan saja kekayaan ini untuk membantu banyak orang. Selama setahun ini kita akan memberi makan orang-orang fakir dan menyantuni anak yatim mumpung kita masih punya."
Sang suami pun setuju dengan gagasan itu lalu mereka membangun rumah singgah untuk membantu para musafir.
Rumah itu dibangun dengan tujuh pintu, masing-masing pintu menghadap ke jalan yang berjumlah tujuh persimpangan.
Keluarga ini pun mulai menyambut setiap musafir yang datang dan memberi mereka makan dan tempat singgah gratis, siang malam.
Mereka terus sibuk melayani selama berbulan-bulan. Setahun berlalu sepasang suami istri ini tetap sibuk membantu para musafir dan memuliakan tamu yang berdatangan.
Kehidupan mereka pun tetap kaya. Mereka lupa dengan tenggat waktu yang ditetapkan Allah tersebut. Melihat itu,
pun heran, lalu bertanya kepada Allah seraya berkata: "Wahai Rabb, Engkau telah menetapkan syarat kepada mereka hanya satu tahun. Sekarang, sudah lewat satu tahun tetapi mereka tetap hidup kaya?"
Allah berfirman: "Wahai
Aku membuka satu pintu di antara pintu-pintu rezeki kepada keluarga tersebut, lalu mereka membuka tujuh pintu untuk membantu hamba-hamba-Ku. Wahai Musa! Aku merasa malu kepada mereka. Wahai Musa! Apakah mungkin hamba-Ku lebih dermawan dari-Ku?"
"Maha Suci Engkau Ya Allah, betapa Maha Mulia urusan-Mu dan Maha Tinggi kedudukan-Mu"
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
London - Kemenangan Real Madrid atas Dortmund membuat raksasa Spanyol ini sukses mengantongi 15 gelar Liga Champhions.
e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 11 Januari 2022
Ayat SH: 1 Raja-raja 19:1-18
Judul: Nabi yang Minta Mati
Walaupun Elia adalah seorang nabi besar, perjalanannya bersama Tuhan tidaklah mudah. Nabi Tuhan yang dicatat minta mati di dalam Alkitab di antaranya adalah Elia (4), Yunus (Yun. 4:3), dan Musa (Bil. 11:14, 15). Apakah Elia ditimpa depresi (4-8)? Jika ya, maka Allah justru menolong Elia dengan hal-hal yang sederhana. Membiarkan Elia tidur, makan roti bakar, dan minum air kendi untuk kekuatan fisik. Hal-hal sederhana semacam itulah yang justru dibutuhkan banyak orang yang diserang depresi.
Bahkan mendengarkan suara Tuhan menjadi tantangan tersendiri bagi Elia. Allah tak hadir dalam angin hebat yang membelah gunung dan memecah bukit, atau gempa dan api (11-13). Allah justru hadir dalam suara angin yang hening (12, LAI: sepoi-sepoi). Suara dan keheningan adalah dua kata yang berkontradiksi yang muncul dalam kalimat ini, yang menggambarkan misteri ilahi yang tak mampu diselami Elia.
Allah juga meluruskan ketakpahaman Elia. Nabi Elia tidak sendiri, masih ada tujuh ribu orang di Israel yang setia (18). Perintah-perintah yang diberikan Allah kepada Elia juga berdampak terhadap nasib Israel dan Elisa yang akan meneruskan tugasnya (15-17).
Mengikut Tuhan yang hidup memang penuh risiko dan dapat diselubungi ketidakpahaman. Elia pun harus bergulat dengan keheningan angin Tuhan. Namun, di tengah ketidakmengertian itu terdapat pilihan untuk mengikut Tuhan atau meninggalkan Dia. Sejarah raja-raja Israel menceritakan konsekuensi pilihan-pilihan ini. Elia pun memilih sikapnya. Ia menjalankan misi yang diberikan kepadanya, bahkan ketika kematian terasa lebih baik.
Berbeda dari Elia, Yesus justru minta dilewatkan dari cawan kematian di Taman Getsemani. Namun, baik Elia maupun Yesus tak mendapat apa yang mereka minta. Allah punya rencana melalui misi yang diemban Elia dan Yesus. Mereka pun memilih taat menyelesaikan misi dari Allah.
Mengikut Tuhan memang tidak menjamin kita paham sepenuhnya misteri rencana Allah. Namun, kita punya banyak teladan untuk tetap taat walaupun tak sepenuhnya paham. [IHM]
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
1 Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,
2 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."
3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
5 Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"
6 Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.
7 Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."
8 Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
9 Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
10 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."
11 Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.
12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.
13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
14 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."
15 Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.
16 Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.
17 Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa.
18 Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia."
e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Scripture Union Indonesia
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Anda diberkati melalui Santapan Harian?
Mari mendukung pelayanan Yayasan Pancar Pijar Alkitab (PPA)
Rekening BCA cab Pintu Air no. 106.30066.22 an. Yay Pancar Pijar Alkitab